Kurikulum
Diferensiasi=====1. Pengertian Kurikulum. Ada banyak kalangan yang beranggapan
bahwa kurikulum berhubungan dengan materi ajar, sehingga kurikulum selalu
dikaitkan dengan buku-buku pelajaran. Jika kita runut dari awal, sebenarnya
istilah kurikulum berawal dari istilah olah-raga pada zaman Yunani kuno yang
berasal dari kata curir dan curere yang kemudian dimaknai sebagai jarak tempuh
yang dilakukan oleh seorang pelari. ====== Sementara Sukmadinata (2006 : 5)
membedakan antara kurikulum sebagai rencana (curriculum plan) dengan kurikulum
yang fungsional (functioning curriculum). ===== Sebagai suatu rencana
pendidikan atau pengajaran.===== Menurut Beauchamp, pelaksanaan rencana
tersebut sudah termasuk dalam pengajaran. Sementara menurut Zais, kurikulum tidak
dapat dinilai dari dokumen tertulisnya saja, melainkan harus dinilai dalam
proses pelaksanaan fungsinya dalam kelas. ===== Sedangkan S. Nasution (2008: 5)
menjelaskan kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan
proses berlajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau
lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Kurikulum adalah
peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain
kegiatan kulikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal. ===== Untuk
mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan
pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum
dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran
dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum.
=========George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa: “ A Curriculun is a
written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan
for the education of pupils during their enrollment in given school”.
==========Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu
pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti
dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum …
to be composed of all the experiences children have under the guidance of
teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan
bahwa : “ …the curriculum has changed from content of courses study and list of
subject and courses to all experiences which are offered to learners under the
auspices or direction of school. ===== Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan
tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau
dalam empat dimensi, yaitu:1. Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan
melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan
pendidikan.==== 2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan
dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan,
kegiatan, alat-alat, dan waktu.===
3.
Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum
sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.==== 4.
Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai
suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya
perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.======
Sementara itu, Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian
: (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan
sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut
persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau
dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni
kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh
dari penerapan kurikulum.===== Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional
sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19, menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu” (diakses dari
www.muniryusuf.com/.../pengertian-pendidikan-kurikulum-diferensiasi Written by
Munir Yusuf on February 2, 2010 — Leave a Comment). ========= Dari uraian
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan, isi, bahan
pelajaran, cara yang digunakan, dan semua komponen yang terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan (pendidik, peserta didik, sarana dan prasarana,
laboratorium, perpustakaan, gedung sekolah, lingkungan sekolah, jongos sekolah
dan lain-lain) yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. =========== 2.
Fungsi Kurikulum, Hamalik (2007:13) menyatakan bahwa kurikulum memiliki
beberapa fungsi yaitu : (1) Fungsi penyesuaian, (2) Fungsi pengintegrasian, (3)
Fungsi diferensiasi, (4) Fungsi persiapan, (5) Fungsi pemilihan, dan (6) Fungsi
diagnostik. ===== a)Fungsi Penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function). Individu
hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya secara menyeluruh. Karena lingkungan senantiasa berubah dan
bersifat dinamis, maka masing-masing individu pun harus memiliki kemampuan
menyesuaikan diri secara dinamis pula. Dibalik itu, lingkungan pun harus
disesuaikan dengan kondisi perorangan. Di sinilah letak fungsi kurikulum
sebagai alat pendidikan, sehingga indi¬vidu bersifat well-adjusted.====
b)Fungsi Integrasi (The Integrating Function). Kurikulum berfungsi mendidik
pribadi-pribadi yang terintegrasi.
Oleh
karena individu sendiri merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang
terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam pembentukan atau
pengintegrasian masyarakat.===== c)Fungsi Diferensiasi (The Differentiating
Function).Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap pebedaan di antara
setiap orang dalam masyarakat. Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang
berpikir kritis dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
Akan tetapi, adanya diferensiasi tidaf berarti mengabaikan solidaritas sosial
dan integrasi, karena diferensiasi juga dapat menghindarkan terjadinya stagnasi
sosial.===== d)Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function).Kurikulum berfungsi
mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu
jangkauan yang lebih jauh, misal melanjutkan studi ke sekolah yang lebih tinggi
atau persiapan belajar di dalam masyarakat Persiapan kemampuan belajar lebih
lanjut ini sangat diperlukan, mengingat sekolah tidak mungkin memberikan semua
yang diperlukan siswa atau apa pun yang menarik perhatian mereka.======
e)Fungsi Pemilihan (The Selective Function).Perbedaan (diferensiasi) dan
pemilihan (seleksi) adalah dua hal yang saling berkaitan. Pengakuan atas
perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang
diinginkan dan menarik minatnya. Kedua hal tersebut merupakan kebutuhan bagi
masyarakat yang menganut sistem demokratis. Untuk mengembangkan berbagai
kemampuan tersebut, maka kurikulum perlu disusun secara luas dan bersifat
fleksibel.===== f)Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function).Pendidikan adalah
membantu dan mengarahkan siswa untuk mampu memahami dan menerima dirinya,
sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat
dilakukan jika siswa menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya
melalui proses eksplorasi. Selanjutnya siswa sendiri yang memperbaiki kelemahan
tersebut dan mengembangkan sendiri kekuatan yang ada. Fungsi ini merupakan
fungsi diagnostik kurikulum dan akan membimbing siswa untuk dapat berkembang
secara optimal. (forumguruhebat.blogspot.com/Tio dalam blog Forum Guru
Hebat)======= 3. Proses Pengembangan Kurikulum. Kurikulum pada dasarnya
berfungsi sebagai pedoman terutama bagi pendidik di setiap jenjang pendidikan
pada tingkat satuanya masing-masing, oleh karenanya ada sejumlah prinsip dalam
proses pengembanganya. Berikut ini beberapa prinsip dalam pengembangan
kurikulum yaitu (1) Prinsip relevansi. (2) Prinsip fleksibilitas (3) Prinsip
kontinuitas (4) Prinsip efisiensi, dan (5) Prinsip efektifitas.===== (a)Prinsip
Relevansi.Kurikulum sebagai pedoman akan membawa siswa untuk dapat memaknai
hidup sesuai dengan aturan hidup yang ada di masyarakat dan membekali siswa
baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masyarakat. Oleh karenanya dalam penyusunan kurikulum yang
didapat melalui pengalaman belajar siswa, kurikulum harus relevan dengan
kebutuhan masyarakat dan inilah yang dinamakan prinsip relevansi.Relevansi
sendiri terbagi menjadi dua, yaitu relevansi internal dan relevansi eksternal.
Wina (2008 : 39) Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus
me-miliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara
tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus
dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk
melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini menunjukkan keutuhan suatu
kurikulum.====== Relevansi eksternal memiliki makna bahwa antara tujuan, isi,
dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum seyogiyanya sesuai
dengan kebutuh¬an dan tuntutan masyarakat. Menurut Wina (2008 : 39) dalam
pengembanganya relevansi eksternal terbagi menjadi tiga: Pertama, relevan
dengan lingkungan hidup peserta didik. Artinya isi kurikulum hendaknya
disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Misalkan untuk siswa yang
tinggal di perkotaan perlu dikenalkan kehidupan lingkungan perkotaan seperti bagaimana
cara menyebrang yang baik pada zebra cross, pelayanan jasa : pembayaran Air,
Listrik, Telepon baik secara manual maupunonline dan sebagainya. Kedua, relevan
dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan datang.
Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang
berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat
untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Ketiga, relevan dengan
tuntutan dunia pekerjaan. Artinya, bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus
mampu memenuhi dunia kerja. Misalkan pembelajaran Internet yang diajarkan pada
siswa, memiliki tujuan bahwa suatu saat nanti apa yang telah diajarkan dapat
memberikan manfaat di masyarakat, terutama dalam mengahadpi kemajuan teknologi
informasi.===== (b)Prinsip Fleksibilitas. Prinsip ini lebih menekankan tentang
perlunya sifat fleksibel atau kelenturan, prinsip ini dirasa perlu karena bisa
jadi apa yang kita harapkan dalam kurikulum ideal tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya di masyarakat artinya kurikulum harus dapat dilaksanakan sesuai
dengan kondisi yang ada. ====== Menurut Wina (41:2008) Prinsip fleksibilitas
memiliki dua sisi: Pertama, fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus
memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya
sesuai dengan kondisi yang ada. Kedua, fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum
harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan
minat siswa.====== (c)Prinsip Kontinuitas. Kontinuitas yang dimaksud disini
adalah berkesinambungan, artinya perkembangan proses belajar itu tidak
terputus-putus tapii berkesinambungan-terus menerus.
Oleh
karenanya pengalaman yang meski ada dalam isi kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program
pendidikan. Untuk itu pengembangan kurikulum meski dilakukan secara
bersama-sama antara pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan sekolah
dasar, jenjang SLTP jenjang SLTA, dan pengembang kurikulum pada perguruan
tinggi.====== d. Praktis (Efisiensi).Kurikulum praktis dikatakan baik jika
memenuhi prinsip efisiensi yang berhubungan dengan tenaga, waktu, sarana, dan
biaya yang dikeluarkan semurah mungkin dan hasil yang diperoleh dapat maksimal.
Karena sehebat dan seideal-idealnya kurikulum namun jika peralatan, sarana dan
prasarana sangat mahal harganya, maka kurikulum tidaklah praktis dan akan sulit
untuk di implementiiskan, oleh karenanya kurikulum meskinya harus dirancang
utnuk dapat digunakan dalam situasi apapun (keadaan terbatas).e).
Efektifitas.Kurikulum disamping harus murah dan sederhana, bukan lantas
mengindahkan faktok keberhasilan yang ingin dicapai dari kurikulum itu sendiri
baik secara kualitas maupun kuantitas. Karena pengembangan kurikulum merupakan
penjabaran dari perencanaan pendidikan. Menurut Wina (2008:4) Prinsip
efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan
dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua sisi
efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum. Pertama, efektivitas
berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan
kurikulum di dalam kelas. Kedua, efektivitas kegiatan siswa dalam melaksanakan
kegiatan belajar. (forumguruhebat.blogspot.com/Tio dalam blog Forum Guru
Hebat)====== 4. Diferensiasi berarti bahwa suatu produk atau jasa memiliki
tidak saja keberbedaan dengan produk atau jasa yang sudah ada, melainkan juga
merupakan titik keunggulan dibandingkan yang lainnya itu. Tetapi, diferensiasi
tidak berarti ‘asal berbeda’, sehingga kalau sudah berbeda berarti pasti
memiliki titik keunggulan yang dimaksud.===== 5. Kurikulum Diferensiasi (a)
Kurikulum diferensiasi adalah kurikulum yang memberi pengalaman pendidikan yang
disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa (Ward, 1980).
(b)Kurikulum diferensiasi adalah kurikulum yang menantang sesuai dengan
kemampuan siswa. Kurikulum yang mempunyai karakter cepat belajar, mampu
menyelesaikan problem lebih cepat maupun keunggulan lain. (c). Kurikulum berdiferensiasi
adalah kurikulum nasional dan lokal yang dimodifikasi dengan penekanan pada
materi esensial dan dikembangkan melalui sistem eskalasi yang dapat memacu dan
mewadahi secara integrasi pengembangan potensi peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar